Ulasan
Artikel
Teknologi
Pendidikan Sebagai Salah Satu Alternatif dalam Meningkatkan kualitas
Pembelajaran
Teknologi pendidikan telah dimanfaatkan untuk membantu
pembangunan pendidikan. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang, yang
akan dipetik hasilnya pada masa yang akan datang, sehingga pendidikan
memerlukan pemikiran jangka panjang, visi dan misi yang jelas, perencanaan yang
strategis, tekad, kemauan dan dukungan yang kuat dari pemerintah dan
pendayagunaan teknologi pendidikan. Pendidikan yang terencana serta terlaksana dengan baik harus
berlandaskan pada pengaplikasian teori – teori pendidikan dan teknologi
pendidikan sehingga akan menghasilkan manusia yang tangguh seperti yang
diharapkan. Sebaliknya kelengahan dan kesalahan dalam mendayagunakan teknologi
pendidikan yang dilakukan para pembuat kebijakan, para perencana dan pelaksana
di lapangan nanti akan dirasakan akibatnya, pada saat kita sadari bahwa kita
rupanya sudah ketinggalan atau makin ketinggalan dengan yang lain.
Dampak
globalisasi telah merambah keseluruh sektor kehidupan, terutama teknologi dan
informasi. Teknologi informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang
sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan dalam berbagai bentuk
aplikasi. Alvin Tofler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang
berlangsung dalam tiga revolusi ; Gelombang pertama timbul dalam bentuk
teknologi pertanian, gelombang kedua ditandai dengan adanya teknologi industri,
dan gelombnag ketiga adalah revolusi teknologi elektronik dan informatik.
Mengutip
tulisan Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarso, teknologi hendaknya tidak hanya dipandang sebagai
fasilitas atau perangkat keras, tetapi pada hakekatnya adalah proses untuk
mendapatkan nilai tambah. Proses dalam teknologi menghasilkan produk yang bermanfaat.
Pemanfaatan produk teknologi tidak pernah terlepas dari unsur budaya atau
sistem yang telah ada. Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang yang
sesuai dengan budaya masyarakat yang bersangkutan.
Teknologi
sebagai proses meliputi hal – hal sebagai berikut ;
1.
Proses itu harus rasional dan efisien
2.
Harus menyistem, karena dalam pengertian sistem segala
sesuatu akan mempunyai dampak dan
dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya.
3.
Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala
variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar
proses itu efektif, efisien dan serasi.
4.
Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
5.
Mengarah pada pemecahan masalah bersama.
6.
Memadukan berbagai konsep, prinsip dan gagasan.
7.
Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional,
maupun internasional.
Persoalan yang ada adalah bukan lagi pada apakah teknologi
pendidikan dapat membantu kita memecahkan masalah pendidikan, tetapi bagamana kita
bisa mendayagunakan teknologi semaksimal dan sebaik mungkin untuk pembangunan
sumber daya manusia.
Masalah Umum
Pendidikan
Ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh negara –
negara di dunia ini, yaitu peningkatan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan
belajar. Memang berbagai upaya telah, sedang dan akan terus dilakukan untuk
menjawab permasalahan tersebut. Pendayagunaan teknologi pendidikan (educational technology) adalah merupakan
salah satu bentuk inovasi yang harus diyakini sebagai salah satu cara strategis
untuk mengatasi masalah pendidikan yang kompleks.
Teknologi pendidikan merupakan aplikasi sistematik
sains dan pengetahuan lain dalam tugas kependidikan. Harus dibedakan pengertian
teknologi dalam pendidikan dan teknologi pendidikan. Teknologi dalam pendidikan
adalah penggunaan teknologi sebagai produk untuk menyelenggarakan kegiatan
pendidikan, sedangkan teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem
dalam usaha mendidik dan membelajarkan. Dalam proses yang bersitem itu
dimungkinkan digunakan teknologi sebagai produk.
Definisi konseptual teknologi pendidikan adalah
merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, perlatan dan organisasi untuk menganalisis masalah , mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang
berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri – ciri khas :
1.
Memberikan perhatian khusus pada pelayanan dan
kebutuhan yang unik untuk masing – masing sasaran didik.
2.
Menggunakan aneka ragam dan sebayak mungkin sumber
belajar.
3.
Menerapkan pendekatan sistem.
Diperlukan sudut pandang dan pendekatan baru dalam
kegiatan pendidikan. Dalam hal ini Bapak Prof.Dr. Yusuf Hadi Miarso, M.Sc.memberikan
ciri – ciri pendekatan baru dalam pendidikan, yaitu :
1.
Keseluruhan masalah belajar dan usaha pemecahannya
harus ditelaah secara simultan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji
kaitannya, dan bukannya dikaji secara terpisah.
2.
Unsur – unsur yang
berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses yang kompleks secara
sistemik ; dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan
dan ditujukan untuk pemecahan masalah.
3.
Penggabungan kedalam proses yang kompleks dan perhatian
atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme,
berbeda dengan hal dimana masing – masing fungsi berjalan sendiri – sendiri.
Pengaplikasian teknologi pendidikan bukan menambah apa
yang kurang, menambal apa yang berlubang, dan menjahit apa yang robek, namun
perlu pendekatan dan usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menjamin
hasil yang diharapkan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan yang memenuhi
empat persayaratan, yaitu ;
1.
Pendekatan isometrik ; yaitu menggabungkan berbagai
kajian/ bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri.
2.
Pendekatan sistemik ; yaitu dengan cara berurutan dan
terarah dalam usaha pemecahan masalah.
3.
Pendekatan sinergistik ; yaitu dengan cara yang
menjamin adanya nilai tambah dari seluruh kegiatan dibandingkan dengan bila
kegiatan itu dijalankan sendiri – sendiri.
4.
Pendekatan sistemik ; yaitu pengkajian secara
menyeluruh.
Salah satu contoh kongkrit penerpan teknologi
pendidikan dalam proses pembelajaran, yaitu organisasi
belajar dan E-Learning.
1.
Organisasi
belajar
Dalam membentuk organisasi belajar yang mendukung
belajar , perubahan dan peningkatan kinerja diperlukan enam imperatif, yaitu :
menciptakan kesempatan untuk belajar berkelanjutan, meningkatkan dialog dan
penemuan inovatif, mendorong kolaboratif/ kemitraan dan belajar tim, menyusun
sitem untuk terjadinya belajar bersama, mendayagunakan tenaga kerja menuju visi
bersama, membuka hubungan organisasi dengan lingkungannya.
Karakteristik organisasi belajar dalam teknologi
pendidikan (Yusuf Hadi Miarso mengutip Peter Sage) :
-
Berpikir sistem (sistems
thinking); organisasi harus selalu mampu melihat pola perubahan secara
keseluruhan dengan cara berfikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan,
saling mempengaruhi dan membentu sinergi.
-
Penguasaan pribadi (personal mastery); mempunyai komitmen untuk belajr sepanjang hayat dan
sebagai anggota organisasi belajar harus mengembangkan potensinya secara
optimal.
-
Pola mental (mental
models); setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana memandang
dunia disekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa
yang dilihatnya.
-
Visi bersama; merupakan suatu keinginan bersama,
komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi.
-
Belajar beregu (team
learning); diawali dengan dialog team yang memungkinkan regu dapat
menemukan jati dirinya.
Dalam rangka mengimplementasikan organisasi
belajar untuk pengembangan daerah diperlukan analisis kebutuhan, siapa yang
membutuhkan, kompetensi apa yang dibutuhkan, kompetensi apa yang ingin dicapai,
serta bagaimana mengukur keberhasilan belajar yang dicapai.
2.
E-Learning
E-Learning adalah pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape,
transmisi satelit dan komputer. E-Learning memiliki karakteristik sebagai
berikut :
-
Memanfaatkan jasa elektronik, dimana guru dengan
siswa, siswa dengann siswa, guru dengan guru dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah dengan tanpa dihalangi oleh batasan yang sifatnya protokoler.
-
Memanfaatkan keunggulan komputer, (digital media dan komputer networks).
-
Menggunakan bahan ajar yang sifat mandiri (self learning materials) disipan
dikomputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana
saja dapat diakses bila yang bersangkutan memerlukannya.
-
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat dikomputer.
Hal – hal yang harus diperhatikan untuk kegiatan
pembelajaran E-Learning, dintaranya adalah :
1.
Analisis kebutuhan (Need analysis)
Analisis
apakah E-Learning memang dibutuhkan. Jika memang dibutuhkan maka selanjutnya
diadakan studi kelayakan dengan komponen penilaiannya adalah sebagai berikut ;
- Apakah secara
teknis dapat dilaksanakan
- Apakah secara
ekonomis menguntungkan
- Apakah secara
sosial penggunaan e-learning diterima oleh masyarakat
2. Rancanga
instruksional
Hal yang
perlu dipertimbangkan :
- Coourse
conten and learning unit analisis; isi pelajaran, cakupan, topik,dsb.
- Learner analysis;
usia, seks, status peerjaan, dsb.
- Learning
kontext analysis; Kompetensi apa
3. Tahapan
pengembangan
Upaya
pengembanga –learning dilakukan dengan mengikuti perkembangan fasilitas ICT
yang tersedia.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Perlunya uji coba terlebih dahulu
sebelum program dimulai.
Dengan demikian, sangat diperlukan cara pandang
positif terhadap ICT, bagaimana semuanya mengerti tentang potensi ICT dan
dampaknya ke peserta didik dan ke masyarakat, sehinga penggunaan teknologi baru
bisa mempercepat pemabangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar