Minggu, 31 Mei 2015

Review Artikel

Ulasan Artikel
Teknologi Pendidikan Sebagai Salah Satu Alternatif dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran
Teknologi pendidikan telah dimanfaatkan untuk membantu pembangunan pendidikan. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang, yang akan dipetik hasilnya pada masa yang akan datang, sehingga pendidikan memerlukan pemikiran jangka panjang, visi dan misi yang jelas, perencanaan yang strategis, tekad, kemauan dan dukungan yang kuat dari pemerintah dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Pendidikan yang terencana  serta terlaksana dengan baik harus berlandaskan pada pengaplikasian teori – teori pendidikan dan teknologi pendidikan sehingga akan menghasilkan manusia yang tangguh seperti yang diharapkan. Sebaliknya kelengahan dan kesalahan dalam mendayagunakan teknologi pendidikan yang dilakukan para pembuat kebijakan, para perencana dan pelaksana di lapangan nanti akan dirasakan akibatnya, pada saat kita sadari bahwa kita rupanya sudah ketinggalan atau makin ketinggalan dengan yang lain.
Dampak globalisasi telah merambah keseluruh sektor kehidupan, terutama teknologi dan informasi. Teknologi informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan dalam berbagai bentuk aplikasi. Alvin Tofler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga revolusi ; Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi pertanian, gelombang kedua ditandai dengan adanya teknologi industri, dan gelombnag ketiga adalah revolusi teknologi elektronik dan informatik.
Mengutip tulisan Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarso, teknologi hendaknya tidak hanya dipandang sebagai fasilitas atau perangkat keras, tetapi pada hakekatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses dalam teknologi menghasilkan produk yang bermanfaat. Pemanfaatan produk teknologi tidak pernah terlepas dari unsur budaya atau sistem yang telah ada. Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang yang sesuai dengan budaya masyarakat yang bersangkutan.
Teknologi sebagai proses meliputi hal – hal sebagai berikut ;
1.      Proses itu harus rasional dan efisien
2.      Harus menyistem, karena dalam pengertian sistem segala sesuatu akan mempunyai dampak  dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya.
3.      Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan serasi.
4.      Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
5.      Mengarah pada pemecahan masalah bersama.
6.      Memadukan berbagai konsep, prinsip dan gagasan.
7.      Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional.
Persoalan yang ada adalah bukan lagi pada apakah teknologi pendidikan dapat membantu kita memecahkan masalah pendidikan, tetapi bagamana kita bisa mendayagunakan teknologi semaksimal dan sebaik mungkin untuk pembangunan sumber daya manusia.
Masalah Umum Pendidikan
Ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh negara – negara di dunia ini, yaitu peningkatan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan belajar. Memang berbagai upaya telah, sedang dan akan terus dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Pendayagunaan teknologi pendidikan (educational technology) adalah merupakan salah satu bentuk inovasi yang harus diyakini sebagai salah satu cara strategis untuk mengatasi masalah pendidikan yang kompleks.
Teknologi pendidikan merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahuan lain dalam tugas kependidikan. Harus dibedakan pengertian teknologi dalam pendidikan dan teknologi pendidikan. Teknologi dalam pendidikan adalah penggunaan teknologi sebagai produk untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan, sedangkan teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem dalam usaha mendidik dan membelajarkan. Dalam proses yang bersitem itu dimungkinkan digunakan teknologi sebagai produk.
Definisi konseptual teknologi pendidikan adalah merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, perlatan dan organisasi untuk menganalisis masalah , mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri – ciri  khas :
1.      Memberikan perhatian khusus pada pelayanan dan kebutuhan yang unik untuk masing – masing sasaran didik.
2.      Menggunakan aneka ragam dan sebayak mungkin sumber belajar.
3.      Menerapkan pendekatan sistem.
Diperlukan sudut pandang dan pendekatan baru dalam kegiatan pendidikan. Dalam hal ini Bapak Prof.Dr. Yusuf Hadi Miarso, M.Sc.memberikan ciri – ciri pendekatan baru dalam pendidikan, yaitu :
1.      Keseluruhan masalah belajar dan usaha pemecahannya harus ditelaah secara simultan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji kaitannya, dan bukannya dikaji secara terpisah.
2.      Unsur – unsur yang  berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses yang kompleks secara sistemik ; dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan dan ditujukan untuk pemecahan masalah.
3.      Penggabungan kedalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing – masing fungsi berjalan sendiri – sendiri.
Pengaplikasian teknologi pendidikan bukan menambah apa yang kurang, menambal apa yang berlubang, dan menjahit apa yang robek, namun perlu pendekatan dan usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menjamin hasil yang diharapkan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan yang memenuhi empat persayaratan, yaitu ;
1.      Pendekatan isometrik ; yaitu menggabungkan berbagai kajian/ bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri.
2.      Pendekatan sistemik ; yaitu dengan cara berurutan dan terarah dalam usaha pemecahan masalah.
3.      Pendekatan sinergistik ; yaitu dengan cara yang menjamin adanya nilai tambah dari seluruh kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri – sendiri.
4.      Pendekatan sistemik ; yaitu pengkajian secara menyeluruh.
Salah satu contoh kongkrit penerpan teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran, yaitu organisasi belajar dan E-Learning.
1.      Organisasi belajar
Dalam membentuk organisasi belajar yang mendukung belajar , perubahan dan peningkatan kinerja diperlukan enam imperatif, yaitu : menciptakan kesempatan untuk belajar berkelanjutan, meningkatkan dialog dan penemuan inovatif, mendorong kolaboratif/ kemitraan dan belajar tim, menyusun sitem untuk terjadinya belajar bersama, mendayagunakan tenaga kerja menuju visi bersama, membuka hubungan organisasi dengan lingkungannya.
Karakteristik organisasi belajar dalam teknologi pendidikan (Yusuf Hadi Miarso mengutip Peter Sage) :
-          Berpikir sistem (sistems thinking); organisasi harus selalu mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan dengan cara berfikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentu sinergi.
-          Penguasaan pribadi (personal mastery); mempunyai komitmen untuk belajr sepanjang hayat dan sebagai anggota organisasi belajar harus mengembangkan potensinya secara optimal.
-          Pola mental (mental models); setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana memandang dunia disekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa yang dilihatnya.
-          Visi bersama; merupakan suatu keinginan bersama, komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi.
-          Belajar beregu (team learning); diawali dengan dialog team yang memungkinkan regu dapat menemukan jati dirinya.
Dalam rangka mengimplementasikan organisasi belajar untuk pengembangan daerah diperlukan analisis kebutuhan, siapa yang membutuhkan, kompetensi apa yang dibutuhkan, kompetensi apa yang ingin dicapai, serta bagaimana mengukur keberhasilan belajar yang dicapai.
2.      E-Learning
E-Learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satelit dan komputer. E-Learning memiliki karakteristik sebagai berikut :
-          Memanfaatkan jasa elektronik, dimana guru dengan siswa, siswa dengann siswa, guru dengan guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dihalangi oleh batasan yang sifatnya protokoler.
-          Memanfaatkan keunggulan komputer, (digital media dan komputer networks).
-          Menggunakan bahan ajar yang sifat mandiri (self learning materials) disipan dikomputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja dapat diakses bila yang bersangkutan memerlukannya.
-          Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat dikomputer.
Hal – hal yang harus diperhatikan untuk kegiatan pembelajaran E-Learning, dintaranya adalah :
1.      Analisis kebutuhan (Need analysis)
Analisis apakah E-Learning memang dibutuhkan. Jika memang dibutuhkan maka selanjutnya diadakan studi kelayakan dengan komponen penilaiannya adalah sebagai berikut ;
-       Apakah secara teknis dapat dilaksanakan
-       Apakah secara ekonomis menguntungkan
-       Apakah secara sosial penggunaan e-learning diterima oleh masyarakat
2.      Rancanga instruksional
Hal yang perlu dipertimbangkan :
-       Coourse conten and learning unit analisis; isi pelajaran, cakupan, topik,dsb.
-       Learner analysis; usia, seks, status peerjaan, dsb.
-       Learning kontext analysis; Kompetensi apa
3.      Tahapan pengembangan
Upaya pengembanga –learning dilakukan dengan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia.
4.      Pelaksanaan
5.      Evaluasi
Perlunya uji coba terlebih dahulu sebelum program dimulai.
Dengan demikian, sangat diperlukan cara pandang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya mengerti tentang potensi ICT dan dampaknya ke peserta didik dan ke masyarakat, sehinga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pemabangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar