Rabu, 13 April 2016

Review Jurnal Pendidikan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
BANGSA
(Studi Analisis Perilaku Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang)

Oleh: Muhajir Syarif
(Mahasiswa Pascasarjana IAIN Raden Fatah)

Pendidikan Agama Islam
    Menurut Jalaluddin, pendidikan Islam yaitu usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara optimal agar dapat menjadi pengabdi Allah yang setia, berdasarkan dan dengan pertimbangan latar belakang perbedaan individu, tingkat usia, jenis kelamin, dan lingkungan masing-masing. Abdul Majid dan Dian Andayani, mengartikan PAI sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
     Islam menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal. Dengan berbekalkan ketaatan itu, diharapkan manusia itu dapat menempatkan garis kehidupannya sejalan dengan pedoman yang telah ditentukan sang pencipta.


Tujuan Pendidikan Agama Islam
   Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup. Secara umum menurut Suryani, PAI bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan Karakter
   Definisi karakter dalam prinsip etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Marzuki tth, hlm. 4). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain dan watak. Dalam pusat bahasa Depdiknas sebagaimana dikutip Marzuki, karakter juga bisa berarti huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik.
    Karakter juga dapat diartikan sebagai kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik atau sifat khas dalam diri seseorang. Karakter bisa terbentuk melalui lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil ataupun bawaan dari lahir. Ada yang berpendapat baik dan buruknya karakter manusia memanglah bawaan dari lahir.

Karakteristik Akhlak dalam ajaran Islam
   Akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, walaupun etika dan moral itu diperlukan dalam rangka menjabarkan akhlak yang berdasarkan agama (akhlak Islami). Hal yang demikian disebabkan karena etika terbatas pada sopan santun antara sesame manusia saja, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Jadi ketika etika digunakan untuk menjabarkan akhlak Islami, itu tidak berarti akhlak Islami dapat dijabarkan sepenuhnya oleh etika atau moral.

Dasar Pembentukan Karakter
   Dasar pembentukan karakter itu adalah nilai baik atau buruk. Karakter manusia merupakan hasil tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam bentuk energi negatif.

      Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter bangsa adalah melalui materi pelajaran PAI kemudian dikembangkan dalam keseharian siswa di sekolah. Pembentukan karakter dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai karakter dan perilaku manusia yang berhubungan dengan allah, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan sopan-santun, yang didukung metode pembentukan karakter yang tepat dalam pembinaan generasi muda secara Islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar